Gunung Bromo dikenal sebagai salah satu obyek wisata alam yang ada di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi Gunung Bromo berada di dalam Kaldera Tengger bersama empat kerucut anak gunung Bromo Purba yaitu Gunung Batok (2.440 mdpl), Gunung Kursi (2.581 mdpl), Gunung Widodaren (2.614 mdpl), dan Gunung Watangen (2.601 mdpl).
Ketinggian Gunung Bromo adalah sekitar 2.329 meter di atas permukaan laut (m dpl), atau sekitar 200 m dari dasar kaldera. Wilayahnya juga termasuk dalam kawasan vulkanik terbesar di provinsi Jawa Timur di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Sejarah Letusan Gunung Bromo
Dilansir dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejarah letusan Gunung Bromo mulai terekam pada tahun 1804. Selain itu, letusan terbesar Gunung Bromo disebut terjadi pada sekitar tahun 1974. Sejak letusan pada tahun 2016 dan 2019 hingga saat ini, Gunung Bromo masih berstatus level II (Waspada), sehingga PVMBG merekomendasikan masyarakat, wisatawan, atau pendaki untuk tidak memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif.
PVMBG mencatat bahwa daur erupsi Gunung Bromo tidak bisa ditentukan, dengan masa istirahat terpendek kurang dari satu tahun sedangkan masa istirahat terpanjang mencapai 16 tahun.
Pengamatan visual dan kegempaan Gunung Bromo saat ini dilakukan dari Pos PGA Cemoro Lawang (2.275 m dpl), di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Probolinggo.
Jalur Pendakian Gunung Bromo
Terdapat beberapa jalur pendakian Gunung Bromo yang dapat dipilih oleh pada pendaki atau wisatawan.
Berikut adalah beberapa jalur pendakian Gunung Bromo yang dapat dipilih.
- Jalur pendakian Gunung Bromo via Penanjakan yang berada di Kabupaten Pasuruan.
- Jalur pendakian Gunung Bromo via Cemoro Lawang yang berada di Kabupaten Probolinggo.
- Jalur pendakian Gunung Bromo via Coban Trisula yang berada di Kabupaten Malang.
- Jalur pendakian Gunung Bromo via Senduro yang berada di Kabupaten Lumajang.
Fakta Menarik Gunung Bromo
Gunung Bromo juga memiliki beberapa fakta menarik, terutama karena gunung berapi ini begitu disakralkan oleh masyarakat Suku Tengger.
Asal usul nama Bromo atau dalam bahasa Tengger dieja “Brama” disebut berasal dari nama Brahma yaitu dewa utama dalam agama Hindu. Selain itu, setiap tahun masyarakat Suku Tengger selalu mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo di Pura Luhur Poten yang terdapat di kaki Gunung Bromo, dan melepas sejumlah sesaji ke dalam kawahnya.
Selain itu, Gunung Bromo juga terkenal memiliki beberapa lokasi favorit yang kerap dikunjungi para wisatawan terutama yang ingin berburu pemandangan matahari terbit.